Minggu, 24 Juni 2012

MENABUNG VS INVESTASI EMAS LOGAM MULIA


Sejak kecil kita diajarkan untuk menabung. Menabung dipercaya sebagai proses paling dasar dari investasi. Uang yang telah ditabungkan dapat digunakan untuk membeli barang atau memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Seringkali hasil tabungan digunakan untuk berinvestasi pada aset lain atau membuka usaha. Benarkah demikian? Jika ada yang bertanya, apakah musuh paling utama dalam investasi, maka akan banyak ahli keuangan diluar sana yang akan berpendapat bahwa musuh utama investasi adalah inflasi. Bayangkan Anda baru saja mendapatkan uang bunga dari deposito yang sebesar 9% per tahun, sedangkan laju inflasi mencapai 12% per tahun. Jangankan deposito Anda berkembang, yang ada Anda kehilangan nilai karena inflasi menurunkan daya beli uang. Tidak ada yang lebih menakutkan dari kata inflasi. Apa sebenarnya inflasi? Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara menyeluruh selama rentang waktu tertentu. Misalkan harga cabe di tahun 2005 adalah Rp. 15.000 per kilogram sedangkan di tahun 2010 mencapai Rp. 75.000 per kilogram. Tidak hanya komoditas cabe yang mengalami kenaikan harga tetapi seluruh barang dan jasa. Inilah yang disebut inflasi. Implikasi dari adanya inflasi adalah turunnya nilai beli uang. Artinya dengan nominal uang yang sama semakin sedikit barang dan jasa yang dapat Anda beli. Inflasi memang tidak dapat dihindari, kita tidak akan pernah dapat menuntut pemerintah untuk menghilangkan inflasi, sekadar menekan pun sudah sangat sulit. Tetapi kita bisa melakukan sesuatu guna melawan inflasi. Dapatkah kita menggunakan karakteristik emas logam mulia guna membantu diri kita menghadapi ketidakpastian ekonomi global, perubahan kebijakan politik atau tekanan inflasi? Jawabanya : YA, Anda bisa menggunakannya. Dengan sedikit perubahan sudut pandang, Anda akan menemukan bahwa mudah sekali mempertahankan diri dari serangan inflasi dan ketidakpastian ekonomi (baik lokal maupun global). Perhatikan ilustrasi dibawah ini. Ilustrasi ini menggunakan data-data yang sebenarnya, sehingga Anda akan mendapatkan gambaran mendekati kenyataan. Pada tahun 2008 harga sebuah mobil All New Vios E M/T adalah Rp. 175.800.000. Pada tahun 2011 harga sebuah mobil All New Vios E M/T adalah Rp. 212.400.000. Berdasarkan data diatas masing-masing mobil telah mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni Rp 36.600.000. Katakanlah Anda ingin membeli sebuah mobil Vios di tahun 2008 namun Anda belum mempunyai cukup dana. Setelah menabung selama tiga tahun, Anda berhasil mengumpulkan uang sebanyak Rp. 175.800.000. Ternyata harga mobil sudah melonjak menjadi Rp. 212.400.000 Anda pun kembali gagal membeli mobil impian Anda. Ini sering terjadi bila Anda menabung secara konvensional yakni melalui tabungan biasa atau deposito. Bagaimana seandainya Anda merubah uang yang Anda tabungkan dalam bentuk emas logam mulia? Mari perhatikan ilustrasi berikut ini, masih dengan kasus mobil Toyota Vios diatas. Pada tahun 2008 harga sebuah mobil All New Vios E M/T adalah Rp 175.800.000. Harga emas logam mulia pada tahun 2008 adalah Rp 250.000 per gram (emas logam mulia sertifikat PT Antam, 99.99% ; 24 K). Untuk memperoleh uang senilai Rp 175.800.000 maka Anda membutuhkan 703.2 gr emas logam mulia dengan harga per gram Rp 250.000. Lalu selama tiga tahun Anda menabung dalam bentuk emas logam mulia hingga mencapai 703.2gr emas logam mulia. Padahal harga mobil All New Vios E M/T sudah mengalami kenaikan menjadi Rp. 212.400.000. Dapatkah Anda membeli mobil impian Anda tersebut dengan 703.2gr emas yang telah Anda kumpulkan? Jawabannya adalah YA. Anda bisa membelinya. Mengapa demikian? Karena harga emas logam mulia sertifikat PT. Antam per 12 Mei 2011 adalah Rp. 420.500 per gram. Konversikan tabungan emas Anda 703.2 gram emas kedalam rupiah dengan kurs Rp 420.500 per gram. ( 703.2 x 420500 = 295.695.000) Tabungan emas logam mulia Anda bahkan melebihi harga mobil baru Vios 2011 (Rp. 212.400.000). Anda bahkan mempunyai "sisa" uang yang dapat Anda tabungkan atau belanjakan sesuai dengan kebutuhan Anda. Dengan cara inilah emas logam mulia menjadi instrumen melawan inflasi yang paling handal. Karena kenaikan harga emas selalu diatas tingkat inflasi dan emas logam mulia merupakan komoditas dengan zero inflation. Sementara uang kertas justru mengalami inflasi dan penurunan daya beli. Setiap negara mengalami inflasi, dan disetiap negara, emas selalu berhasil melawan tekanan inflasi. Berinvestasi berarti kita mengalihkan uang kita bentuk aset dan berharap dimasa yang akan datang mendapatkan keuntungan. Ilustrasi diatas membantu kita melihat bahwa menabung tidak sama dengan berinvestasi. Kita akan mudah kehilangan nilai uang yang kita tabungkan akibat inflasi. Tetapi tidak bila Anda berinvestasi dalam emas logam mulia. Ilustrasi diatas dapat Anda terapkan pada banyak hal mulai dari kredit rumah, tabungan pendidikan anak, sampai hal yang lebih sederhana seperti menabung untuk membeli motor.

source : kebunemas.pdf rully kustandar 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar