Koin emas mempunyai banyak bentuk. Tetapi
sebagai alat investasi sering kali dibagi menjadi dua kategori besar yakni
- Koin emas koleksi (Sovereign)
- Koin emas
Koin emas koleksi kebanyakan berasal
dari abad pertengahan, sehingga memiliki nilai historis - arkeologis. Investasi
koin emas koleksi ini cukup populer di negara-negara Eropa terutama Inggris. Biasanya
koin emas koleksi diperdagangkan di rumah-rumah lelang dan komunitas kolektor
koin antik. Koin emas ini tidak dinilai berdasarkan kadar dan berat emas,
melainkan dari nilai historisnya. Sehingga harganya bisa jauh diatas kadar dan
berat emasnya. Jika Anda bukan kolektor koin emas, janganlah berinvestasi dalam
bentuk koin emas koleksi (sovereign). Tidak mudah berinvestasi dalam bentuk
koin emas koleksi. Pertama-tama sangatlah sulit menentukan keaslian koin
emas koleksi terutama yang mempunyai nilai historis. Memang setiap koin akan
dilengkapi oleh sertifikat keaslian. Tetapi kedua benda ini (baik koin maupun
sertifikat) masih mungkin dipalsukan. Sementara itu biaya untuk melakukan
pengecekan tidaklah murah dan tafsir dari satu ahli dengan yang lainnya bisa
berbeda-beda. Semakin tua koin emas koleksi harganya semakin mahal dan semakin
sulit pula untuk menentukan keasliannya.
Kedua adalah mahalnya
biaya penyimpanan dan asuransi yang menyertai setiap pembelian koin emas
koleksi. Sebagaimana
benda-benda antik yang mempunyai nilai historis lainnya, tidak mudah
menyimpan koin emas koleksi. Dikarenakan tingginya harga koin koleksi,
premi asuransi yang harus dibayarkanpun naik. Semua ini merupakan
tanggungan kolektor sebagai investor.
Alasan ketiga adalah walau terbuat
dari emas, likuiditas koin emas koleksi sangatlah rendah. Anda tidak dapat
membawa koin emas koleksi abad 18 dan berharap toko emas langganan Anda
akan bersedia membayar 3 - 4 kali harga berat emasnya. Koin emas koleksi
berpindah tangan antar satu kolektor dengan yang lainnya. Seringkali
melalui perantaraan rumah lelang. Tidak ada kepastian faktor apa yang
membuat nilai koin emas koleksi naik. Tiga alasan inilah yang menjadikan
koin emas koleksi bukan pilihan tepat investasi emas logam mulia. Kategori
kedua adalah investasi emas logam mulia dalam bentuk koin emas. Seperti
yang telah dijelaskan dibagian awal, ada banyak jenis koin emas. Tetapi
bentuk yang lazim diperjualbelikan di Indonesia adalah dinar.
Karakteristik dinar adalah sebagai berikut :
- Berat emas : 4.25 gram
- Kadar emas : 22 K dengan
perbandingan (91,7% emas logam mulia
dan 8.3% perak)
- Bentuk : lingkaran dengan diameter
23cm
Salah satu manufaktur koin dinar
dengan akreditasi dari LBMA adalah PT. Antam, Tbk. Karakteristik inilah yang
menjadi kekuatan sekaligus kelemahan koin emas dinar Koin emas dinar mempunyai
kadar emas 22K yang berarti lebih murah dibandingkan emas logam mulia
(24K). Sebagai perbandingan pada saat buku ini disusun, harga satu dinar
berkisar Rp 1.871.000 ( yang berarti sekitar Rp 440.000 per gram) sementara itu
harga emas logam mulia 24K adalah Rp. 470.000 per gram. Perbedaan harga ini
menyebabkan modal awal yang dibutuhkan saat melakukan investasi koin emas dinar
lebih rendah dibanding dengan emas logam mulia. Harga yang lebih murah ini
memudahkan orang yang hendak melakukan investasi emas logam mulia.
Pada masyarakat muslim, fungsi koin
emas dinar tidak terbatas sebagai penyimpan kekayaan semata. Koin dinar juga
berfungsi sebagai mas kawin dan pembayar zakat sebagaimana yang diatur dalam
hukum Islam. Di beberapa negara seperti Arab juga menggunakan dinar sebagai
alat pembayaran resmi. Inilah daya tarik kedua koin dinar bagi masyarakat
muslim. Apakah koin dinar mempunyai kelemahan sebagai bentuk investasi emas logam
mulia? Ada beberapa kelemahan yang justru diakibatkan karakteristik dinar itu
sendiri. Pertama koin dinar diperdagangkan dengan kadar emas 22K dan berat
4,25gr per koin. Syarat ini telah dibakukan oleh WITO (World Islamic Trade
Organization). Artinya Anda harus langsung membeli 4,25 gram atau 1
dinar. Demikian juga saat Anda menjual, selalu dalam satuan 4,25 gram. Ini
bisa menyulitkan jika kondisi keuangan Anda tidak mencapai harga satu dinar.
Pun saat Anda hendak menjual dinar, Anda harus menjual utuh 1 dinar (4,25
gram). Anda tidak dapat membeli satu gram atau menjual satu gram. Bagaimana
likuiditas koin emas dinar? Pertama-tama tidak semua koin emas dinar
terbit dengan sertifikat keaslian. Sementara itu sertifikat keaslian merupakan
jaminan likuiditas produk yang terbuat dari emas. Sertifkat ini juga tidak
dapat sembarangan diterbitkan, hanya permurnian emas logam mulia terakreditasi
sajalah yang diakui. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kepastian kadar
emas. Koin dinar tanpa sertifikat keaslian dari manufaktur terakreditasi
tentulah tidak mudah diperjualbelikan. Kedua dibeberapa negara seperti Amerika
dan Eropa memandang koin emas dinar sebagai koin emas bentuk unik
(fancy coin). Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, bentuk unik
mempunyai likuiditas yang lebih rendah ketimbang bentuk batangan atau biskuit.
Hal ini karena bentuk unik selalu mempunyai premium lebih tinggi (ongkos
manufaktur dan sertifikat yang berbeda). Peredaran koin emas dinar terbatas di
beberapa negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam
seperti Malaysia dan sebagian negara Arab. Ketiga adalah tingginya
selisih antara harga jual dan beli koin emas dinar. Margin harga
jual dinar berkisar antara 2% hingga 10%. Artinya pada saat Anda menjual kembali
dinar, nilai investasi Anda telah berkurang antara 2% hingga 10% bergantung
pada kebijakan yang dilakukan oleh distributor. Beberapa distributor hanya
menerima koin emas dinar yang mereka terbitkan. Inilah beberapa kelemahan koin
emas dinar sebagai bentuk investasi logam mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar