Jumat, 22 Juni 2012

Investasi Dalam Bentuk Koin Emas


Koin emas mempunyai banyak bentuk. Tetapi sebagai alat investasi sering kali dibagi menjadi dua kategori besar yakni
- Koin emas koleksi (Sovereign)
- Koin emas
Koin emas koleksi kebanyakan berasal dari abad pertengahan, sehingga memiliki nilai historis - arkeologis. Investasi koin emas koleksi ini cukup populer di negara-negara Eropa terutama Inggris. Biasanya koin emas koleksi diperdagangkan di rumah-rumah lelang dan komunitas kolektor koin antik. Koin emas ini tidak dinilai berdasarkan kadar dan berat emas, melainkan dari nilai historisnya. Sehingga harganya bisa jauh diatas kadar dan berat emasnya. Jika Anda bukan kolektor koin emas, janganlah berinvestasi dalam bentuk koin emas koleksi (sovereign). Tidak mudah berinvestasi dalam bentuk koin emas koleksi. Pertama-tama sangatlah sulit menentukan keaslian koin emas koleksi terutama yang mempunyai nilai historis. Memang setiap koin akan dilengkapi oleh sertifikat keaslian. Tetapi kedua benda ini (baik koin maupun sertifikat) masih mungkin dipalsukan. Sementara itu biaya untuk melakukan pengecekan tidaklah murah dan tafsir dari satu ahli dengan yang lainnya bisa berbeda-beda. Semakin tua koin emas koleksi harganya semakin mahal dan semakin sulit pula untuk menentukan keasliannya.

Kedua adalah mahalnya biaya penyimpanan dan asuransi yang menyertai setiap pembelian koin emas koleksi. Sebagaimana benda-benda antik yang mempunyai nilai historis lainnya, tidak mudah menyimpan koin emas koleksi. Dikarenakan tingginya harga koin koleksi, premi asuransi yang harus dibayarkanpun naik. Semua ini merupakan tanggungan kolektor sebagai investor.

Alasan ketiga adalah walau terbuat dari emas, likuiditas koin emas koleksi sangatlah rendah. Anda tidak dapat membawa koin emas koleksi abad 18 dan berharap toko emas langganan Anda akan bersedia membayar 3 - 4 kali harga berat emasnya. Koin emas koleksi berpindah tangan antar satu kolektor dengan yang lainnya. Seringkali melalui perantaraan rumah lelang. Tidak ada kepastian faktor apa yang membuat nilai koin emas koleksi naik. Tiga alasan inilah yang menjadikan koin emas koleksi bukan pilihan tepat investasi emas logam mulia. Kategori kedua adalah investasi emas logam mulia dalam bentuk koin emas. Seperti yang telah dijelaskan dibagian awal, ada banyak jenis koin emas. Tetapi bentuk yang lazim diperjualbelikan di Indonesia adalah dinar. Karakteristik dinar adalah sebagai berikut :
- Berat emas : 4.25 gram
- Kadar emas : 22 K dengan perbandingan (91,7% emas logam mulia
  dan 8.3% perak)
- Bentuk : lingkaran dengan diameter 23cm
Salah satu manufaktur koin dinar dengan akreditasi dari LBMA adalah PT. Antam, Tbk. Karakteristik inilah yang menjadi kekuatan sekaligus kelemahan koin emas dinar Koin emas dinar mempunyai kadar emas 22K yang berarti lebih murah dibandingkan emas logam mulia (24K). Sebagai perbandingan pada saat buku ini disusun, harga satu dinar berkisar Rp 1.871.000 ( yang berarti sekitar Rp 440.000 per gram) sementara itu harga emas logam mulia 24K adalah Rp. 470.000 per gram. Perbedaan harga ini menyebabkan modal awal yang dibutuhkan saat melakukan investasi koin emas dinar lebih rendah dibanding dengan emas logam mulia. Harga yang lebih murah ini memudahkan orang yang hendak melakukan investasi emas logam mulia.

Pada masyarakat muslim, fungsi koin emas dinar tidak terbatas sebagai penyimpan kekayaan semata. Koin dinar juga berfungsi sebagai mas kawin dan pembayar zakat sebagaimana yang diatur dalam hukum Islam. Di beberapa negara seperti Arab juga menggunakan dinar sebagai alat pembayaran resmi. Inilah daya tarik kedua koin dinar bagi masyarakat muslim. Apakah koin dinar mempunyai kelemahan sebagai bentuk investasi emas logam mulia? Ada beberapa kelemahan yang justru diakibatkan karakteristik dinar itu sendiri. Pertama koin dinar diperdagangkan dengan kadar emas 22K dan berat 4,25gr per koin. Syarat ini telah dibakukan oleh WITO (World Islamic Trade Organization). Artinya Anda harus langsung membeli 4,25 gram atau 1 dinar. Demikian juga saat Anda menjual, selalu dalam satuan 4,25 gram. Ini bisa menyulitkan jika kondisi keuangan Anda tidak mencapai harga satu dinar. Pun saat Anda hendak menjual dinar, Anda harus menjual utuh 1 dinar (4,25 gram). Anda tidak dapat membeli satu gram atau menjual satu gram. Bagaimana likuiditas koin emas dinar? Pertama-tama tidak semua koin emas dinar terbit dengan sertifikat keaslian. Sementara itu sertifikat keaslian merupakan jaminan likuiditas produk yang terbuat dari emas. Sertifkat ini juga tidak dapat sembarangan diterbitkan, hanya permurnian emas logam mulia terakreditasi sajalah yang diakui. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kepastian kadar emas. Koin dinar tanpa sertifikat keaslian dari manufaktur terakreditasi tentulah tidak mudah diperjualbelikan. Kedua dibeberapa negara seperti Amerika dan Eropa memandang koin emas dinar sebagai koin emas bentuk unik (fancy coin). Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, bentuk unik mempunyai likuiditas yang lebih rendah ketimbang bentuk batangan atau biskuit. Hal ini karena bentuk unik selalu mempunyai premium lebih tinggi (ongkos manufaktur dan sertifikat yang berbeda). Peredaran koin emas dinar terbatas di beberapa negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam seperti Malaysia dan sebagian negara Arab. Ketiga adalah tingginya selisih antara harga jual dan beli koin emas dinar. Margin harga jual dinar berkisar antara 2% hingga 10%. Artinya pada saat Anda menjual kembali dinar, nilai investasi Anda telah berkurang antara 2% hingga 10% bergantung pada kebijakan yang dilakukan oleh distributor. Beberapa distributor hanya menerima koin emas dinar yang mereka terbitkan. Inilah beberapa kelemahan koin emas dinar sebagai bentuk investasi logam mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar